Senin, 02 Maret 2009

Marching Band Bhina Caraka

Kemarin-kemarin Q pernah janji mo cerita tentang MBBC. Nah, ini dia nih...
SEJARAH SINGKAT
MARCHING BAND BHINA CARAKA
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Pada sekitar awal tahun 1978, dimasa kepemimpinan Bapak Achmad Thahir sebagai Direktur Jenderal-nya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai salah satu instansi pemerintah dibawah lingkup Departemen Keuangan Republik Indonesia membentuk sebuah kegiatan pembinaan generasi muda dalam bentuk organisasi ke-Pramuka-an.

Di tahun yang sama pula, tepatnya pada bulan September, terbentuk sebuah organisasi yang kegiatannya berorientasi pada kesenian. Nama organisasi itu adalah Drum Band Bhina Caraka (DBBC). DBBC sendiri sebagian besar beranggotakan para anggota pramuka dan/atau keluarga besar pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Sejak berdiri, DBBC mulai melanglang buana menjelajahi Pulau Jawa mengikuti berbagi event Kejuaraan, antara lain di Jogja, dan Semarang. Selain itu juga mengikuti Kejuaraan Nasional (agenda 2 tahunan) yang di gelar oleh PDBI (Persatuan Drum Band Indonesia – induk organisasi Drum Band di Indonesia) di Malang pada 1980.

Seiring dengan perkembangan prestasi dan organisasi, serta penambahan instrument, pada tahun 1982 DBBC berubah nama menjadi Marching Band Bhina Caraka hingga sekarang. Tahun tersebut juga ditandai dengan keikut sertaan MBBC pada Kejurnas PDBI di Surabaya dan Kejuaraan Nasional Marching Band di Jakarta yang merupakan cikal bakal eventt Grand Prix Marching Band yang kita kenal sekarang.

Di tahun 1984, MBBC mengikuti kejuaraan Nasional di Cirebon. Di tahun yang sama pada event GPMB, Field Commander dan Mayorette MBBC sempat menduduki posisi terhormat sebagai yang terbaik.

Pada tahun 1986, sebagai apresiasi terhadap catatan prestasi Marching Band Bhina Caraka, MBBC bersama Korps Putri Tarakanita Jakarta diberi kehormatan untuk tampil pada acara Parade Senja di Istana Negara – Jakarta yang baru pertama kali di gelar. Sebuah kesempatan langka yang turut menghiasi catatan menarik sejarah MBBC sepanjang masa. Selain itu, MBBC juga pernah mendapat kesempatan istimewa untuk turut menyaksikan pemutaran perdana (premiere) film G30S-PKI.

Sejak itu, MBBC tercatat pernah tampil pada Parade Senja sebanyak 3 (tiga) kali dan karena satu dan lain hal pernah menolak tawaran tampil selama 3 (tiga) kali pula.

Dalam perjalanannya, MBBC sempat mengalami pasang surut prestasi. Dan ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada era tahun 2003 s/d akhir 2005, MBBC mengalami masa kevakuman. Baru pada tahun 2006 MBBC kembali ke arena GPMB (GPMB XXII tahun 2006 – diselenggarakan tanggal 06-07 Januari 2007) dengan kekuatan ‘hanya’ 60 (enam puluh) pemain dan ‘dukungan’ yang masih terasa ‘setengah-setengah’ mengingat MBBC tidak bisa dilepaskan dari perkembangan situasi politik di negeri ini. Namun yang membanggakan, pada eventt ini MBBC mencatatkan diri duduk pada peringkat 7.

Tidak berhenti sampai disitu. Pada eventt yang sama di tahun berikutnya (GPMB XXIII-2007), MBBC mulai mendapat dukungan penuh dari jajaran Pembina dan para pengambil keputusan. MBBC kembali membuktikan diri sebagai Unit yang patut diperhitungkan di kancah Marching Band pada level Nasional. Peringkat 5 pun dapat diraih sebagai ganjaran atas usaha, kerja keras dan kekompakan semua pihak yang mencintai MBBC.

GPMB XXIV tahun 2008, MBBC kembali mempertahankan grafik positif peningkatan prestasi. Salah satu unit Marching Band terbesar di Indonesia ini telah kembali ke jalur persaingan menuju yang terbaik. Peringkat ke-3 pun ditoreh sebagai kenangan manis dalam sejarah. Melalui perjuangan panjang yang tak kenal lelah dari semua pihak pencinta MBBC, pengakuan melalui sebuah event bergengsi pun tercapai.
Pertanyaannya sekarang, mampukah MBBC mempertahankan atau bahkan meningkatkan prestasi, kualifikasi dan standar dalam tubuh MBBC sendiri? Atau jika mungkin, menyamai standar Unit Marching Band Internasional? Kita masih akan menunggu jawabannya!


MBBC juga mencatat figur dan tokoh yang berjasa dan memberi sumbangsih besar untuk MBBC. Dengan tidak bermaksud mengabaikan peran serta para tokoh lainnya, ada beberapa nama yang pernah berperan sebagai “orang tua” MBBC, antara lain Bpk Muhammad/Ibu, Bpk Ridwan, (alm) Bpk Sabarwanto, Bpk Sumarno Junus, dan Bpk Sonny Subagyo. Semoga, jasa mereka dan para pengurus MBBC lain yang tak dapat disebutkan satu persatu mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT! Amiiin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar